• Penting
untuk diperhatikan bahwa pada beberapa kecurangan yang besar, pelaku melakukan
manipulasi terhadap liabilitas dengan cara yang lebih kompleks, tidak sekadar
mencatat kurang saji atau menyembunyikan liabilitas. Salah satu cara untuk
memanipulasi liabilitasnya adalah menggunakan restrukturisasi dan
cadangan-cadangan liabilitas lainnya secara tidak sesuai.
• Dalam
menetapkan besarnya nilai cadangan, perusahaan harus mematuhi PABU dengan
mencatat cadangan hanya ketika liabilitas itu ada.
•
Beberapa
metode untuk menyembunyikan kecurangan laporan keuangan dari auditor
diantaranya :
1.
Kolusi
dengan pihak dalam dan pihak luar, seperti yang terjadi dengan eksekutif bank
pada kasus kecurangan yang dibahas sebelumnya.
2.
Pemalsuan,
dimana untuk ini auditor laporan keuangan tidak dilatih untuk mendeteksinya.
3.
Penelusuran
audit yang kompleks yang pada umumnya diungkapkan pada laporan – laporan
internal yang tidak ditinjau sebagai bagian dari audit berdasarkan Standar
Audit Berlaku Umum.
4.
Kebohongan
oleh manajemen dan personel penting lainnya.
5.
Kecurangan
yang menyerupai bentuk seperti transaksi umum dalam perusahaan, dengan kata
lain, bukan merupakan sesuatu yang tidak biasa.
6.
Sikap
diam dari orang – orang yang mengetahui adanya kecurangan tersebut.
7. Sifat
kecurangan yang terkait di luar pembukuan, berarti bahwa catatan dari
perusahaan tidaklah mengandung kecurangan. Seperti kecurangan yang telah
dibahas sebelumnya.
8.
Adanya
dokumentasi yang menyesatkan.
9.
Kecurangan
yang jumlahnya relatif kecil bila dibandingkan dengan saldo – saldo laporan
keuangan atau kecurangan dalam jumlah besar yang terbagi ke dalam jumlah –
jumlah kecil dan disebar ke berbagai anak perusahaan.
10.
Transaksi
fiktif yang menggunakan jumlah yang terlihat normal dan bukan jumlah yang
dibulatkan.
11.
Dokumen
– dokumen fiktif yang dibuat oleh manajemen untuk mendukung adanya kecurangan.
·
Penting
untuk diperhatikan bahwa pada beberapa kecurangan yang besar, pelaku melakukan
manipulasi terhadap liabilitas dengan cara yang lebih kompleks, tidak sekadar
mencatat kurang saji atau menyembunyikan liabilitas. Salah satu cara untuk
memanipulasi liabilitasnya adalah menggunakan restrukturisasi dan
cadangan-cadangan liabilitas lainnya secara tidak sesuai.
·
Dalam
menetapkan besarnya nilai cadangan, perusahaan harus mematuhi PABU dengan
mencatat cadangan hanya ketika liabilitas itu ada.
·
Jika
nilai liabilitas utang dagang kurang saji, sementara persediaan tidak maka
nilai harga pokok penjualan akan kurang saji, sehingga akan terjadi
penggelembungan laba bersih.
·
Nilai
utang dagang dapat menjadi kurang saji melalui kombinasi dari :
- Tidak mencatat pembelian atau
mencatat pembelian setelah akhir tahun
- Mencatat nilai retur pembelian
atau potongan pembelian yang lebih saji
- Membuat seolah-olah liabilitas
telah dibayar atau dihapuskan padahal belum.
·
Ketika
nilai pembelian kurang saji, biasanya laba akan menjadi lebih saji. Hal ini
terjadi karna harga pokok penjualan pada periode tersebut dihitung dari
persediaan awal ditambah dengan pembeli ( yang nilainya kurang saji ) dikurangi
dengan persediaan akhir. Maka, nilai harga pokok penjualan menjadi kurang saji
dan nilai pendapatan sebelum pajak akan menjadi lebih saji sejumlah nilai
kurang saji pada akun pembelian.
·
Pada
permasalahan yang ada, indikator kecurangan ditemukan tanpa sengaja. Daripada
menunggu atas ketidaksengajaan tersebut, mencari indikator kecurangan secara
proaktif akan jauh lebih efektif. Pencarian indikator analitis secara proaktif
berarti bahwa kita mencari akun-akun yang tidak biasa dilihat dalam berbagai
cara. Untuk menentukan apakah akun tidak biasa, perubahan dan
perbandingan-perbandingan yang ada harus dievaluasi.
Beberapa rasio yang digunakan dalam
mendeteksi adanya kecurangan
Kecurangan
aset yang lebih saji
Aset fisik dinilai berdasarkan harga
perolehan, dikurangi dengan akumulasi depresisi. Aset dapat didepresiasi atau
diamortisasi secara tidak tepat.
Jika aset yang mengalami penurunan nilai
tidak dinilai secara tepat, biaya atau kerugian perusahaan akan menjadi kurang
saji dan laba bersih akan menjadi lebih saji.
Mengidentifikasi
kecurangan aset yang lebih saji
Jenis-jenis aset yang lebih saji
1.
Kas,
investasi, jangka pendek dan surat-surat berharga yang lebih saji.
2.
Piutang
dan persediaan yang lebih saji.
3.
Aset
yang lebih saji melalui merger dan akuisisi, atau dengan memanipulasi akun atau
transaksi antarperusahaan.
4.
Aset
tidak berwujud atau aset yang ditangguhkan yang lebih saji.
5.
Aset
tetap yang lebih saji.
Mengapitalisasi
biaya sebagai aset yang seharusnya dibebankan secara tidak tepat pada periode
saat ini
Dengan mengapitalisasi aset tidak berwujud
seperti biaya pendirian, biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, biaya
pemasaran, gaji, dan biaya-biaya awal lainnya. Terjadinya semua itu alasannya
bahwa perusahaan pada fase pendirian atau tahap pengembangan dan oleh karena
itu biaya-biaya yang terkait harus dikapitalisasi sebagai biaya yang
ditangguhkan dan akan dihapuskan pada operasional yang menguntungkan dimasa
yang akan datang.
Bagian
mengkhawatirkan dari manajemen laba
Kecurangan laporan keuangan sering dimulai
ketika manajemen menerapkan metode atau asumsi akuntansi yang agresif ketika
hal yang terlihat sebagai perubahan yang “tidak ada salahnya” pada metode
akuntansi akan memberikan organisasi keuntungan yang dibutuhkan untuk memenuhi
target laba.
Tekanan untuk memenuhi target keuangan dan
adanya histori dalam perusahaan karena menggunakan metode akuntansi untuk
memenuhi target tersebut mendorong manajemen semakin jauh masuk ke dalam area
yang menghawatirkan yang membuatnya hampir mustahil untuk keluar.
Hal ini sering kali melibatkan pegawai
ditingkat yang lebih rendah untuk masuk kedalam skenario kecurangan dan
meskipun mereka percaya bahwa hal tersebut adalah salah, dan jika bertindak
atas diri mereka sendiri, mereka tidak akan pernah menurunkan integritas mereka
pada tingkat tersebut.
Penggelembungan
aset melalui merger dan akuisisi (atau retrukturisasi) atau dengan memanipulasi
akun atau transaksi antarperusahaan
Dengan membuat aset mereka menjadi lebih saji
(atau membuat nilai liabilitas mereka menjadi lebih saji dengan membuat
cadangan cookie jar).
Skema yang digunakan dalam mencatat nilai
pasar aset secara tidak tepat adalah kesalahan memilih entitas yang bertindak
sebagai pembeli atas entitas lain, mengalokasikan nilai bukuatas aset-aset
secara tidak tepat.
Aset
tetap yang lebih saji (properti, pabrik, dan peralatan)
Beberapa cara yang paling umum
1.
Membiarkan
aset yang tidak berharga atau habis masa manfaatnya pada pembukuan (tidak
menghapuskan aset).
2.
Melaporkan
biaya depresiasi dengan nilai yang lebih rendah atau pencatatan nilai sisa yang
lebih saji.
3.
Mencatat
aset tetap pada nilai yang sudah digelembungkan (pembelian fiktif atau
pembelian dengan pihak terkait).
4.
Hanya
merekayasa nilai aset tetap untuk dicatat dalam laporan keuangan.
Kecurangan
kas dan investasi jangka pendek
Sekuritas berharga telah dibuat lebih saji
nilainya secara material, namun biasanya dianggap cukup sulit untuk nilai kas
yang lebih saji karena saldo kas dapat dengan mudah dikonfirmasi pada lembaga
keuangan.
Dibandingkan kas, manajemen biasanya lebih
mudah membuat nilai sekuritas berharga lebih saji, terutama pada sekuritas yang
tidak diperdagangkan secara luas.
Cara lain membuat aset dan liabilitas dapat
manipulasi adalah dengan membuat liabilitas tidak tercatat dalam laporan posisi
keuangan atau mentransfer aset-aset yang bermasalah dari laporan posisi ke
entitas lain dan mencatat investasi atau piutang pada pada entitas lain.
Piutang
dagang yang lebih saji (tidak terkait pengakuan pendapatan) atau persediaan
(tidak terkait dengan harga pokok penjualan)
Piutang dagang atau persediaan dapat dibuat
dengan nilai yang lebih tinggi dalam upaya agar aset menjadi lebih saji dan
menutupi adanya pencurian kas dan bukan untuk melaporkan laba yang lebih saji.
Pengidentifikasian
dan pencarian secara aktif indikator kecurangan aset yang lebih saji
1.
Mengapitalisasi
biaya yang seharusnya dibebankan secara tidak tepat
Yang harus ditanyakan
adalah apakah jenis biaya-biaya yang ditangguhkan ini terdapat didalam laporan
posisi keuangan. Pada banyak perusahaan, jenis biaya yang ditangguhkan tertentu
tidak ada dalam laporan posisi keuangan.
·
Indikator
analitis kecurangan
ada
4 jenis analisis :
a.
Membandingkan
perubahan-perubahan dan trend saldo-saldo akun dalam laporan keuangan.
b.
Membandingkan
perubahan-perubahan dan trend dalam hubungannya dengan laporan keuangan.
c.
Membandingkan
saldo laporan keuangan dengan informasi nonkeuangan atau informasi lain,
seperti jumlah atau kualitas aset yang dipresentasikan.
d.
Membandingkan
saldo-saldo laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan yang digunakan perusahaan
lain yang sejenis.
·
Indikator
akuntansi atau indikator dokumentasi
a.
Indikator
umum yang terkait dengan berbagai skema kecurangan laporan keuangan.
b.
Indikator
dokumentasi yang terkait dengan kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan
secara tidak sesuai pada periode berjalan.
2.
Aset
yang lebih saji melalui merger, akuisisi, atau retrukturasi atau manipulasi
akun atau transaksi antarperusahaan
·
Indikator
analitis kecurangan
Dengan
menggunakan indikator ini dapat membandingkan adanya trend-trend dan
perubahan-perubahan. Ketika merger atau perubahan lain dalam pembentukan suatu
entitas bisnis terjadi maka akan mendapati suatu entitas baru tanpa adanya
histori sebelumnya.
·
Indikator
akuntansi atau indikator dokumentasi
Metode-metode
akuntansi yang digunakan sudah sesuai dan konsisten dengan standar akuntansi.
Setelah itu dapat memeriksa transaksi merger atau transaksi antarperusahaan
untuk memastikan bahwa transaksi dan nilai transaksi yang terjadi masuk akal.
3.
Aset
tetap yang lebih saji (properti, pabrik, dan peralatan)
Berasal dari salah
saji dari tiga cara berikut
a.
Nilai
aset yang dicatat digelembungkan pada transaksi pembelian tidak wajar.
b.
Nilai
aset tidak diturunkan pada nilai yang sesuai.
c.
Aset
fiktif dicatat dalam akun-akun laporan keuangan.
·
Indikator
analitis
Analisis
horizontal, analisis laporan arus kas, atau perbandingan saldo akun dari
periode ke periode dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar perusahaan
nilai akun aset tetap.
Berikut
rasio-rasio yang digunakan
1.
Total
aset tetap/total aset
2.
Saldo
akun masing-masing aset tetap/total aset tetap.
3.
Total
aset tetap/utang jangka panjang.
4.
Biaya
depresiasi berbagai kategori aset/aset yang didepresiasi.
5.
Akumulasi
depresiasi/jumlah aset yang bisa didepresiasi (untuk masing-masing kategori).
·
Indikator
akuntansi atau indikator dokumentasi
Menentukan
apakah pembelian aset tetap dalam jumlah besar merupakan transaksi yang wajar
atau apakah pembelian dari pihak-pihak yang terkait merupakan hal yang penting.
4.
Kas
dan investasi jangka pandek yang lebih saji (termasuk sekuritas berharga)
Dua alasan laporan
keuangan menjadi salah secara material :
- Memverifikasi
saldo kas tercatat biasanya dapat dilakukan dengan mudah melalui
konfirmasi dari lembaga keuangan.
- Jumlah
kas yang dimiliki oleh perusahaan biasanya relatif kecil bila
dibandingkan dengan jumlah piutang, persediaan, atau aset tetap.
·
Indikator
Analisis
Baik
untuk kas maupun sekuritas berharga, indikator analisis biasanya membantu
melakukan empat jenis analisis. Jumlah tercatat dari masing-masing kategori kas
dan sekuritas berharga dapat diperiksa dari waktu ke waktu untuk mendeteksi
perubahan-perubahan yang tidak realistis. Misal, jika sekuritas berharga
meningkat, maka kas biasanya akan mengalami penurunan dengan jumlah yang sama.
Karena kas biasanya digunakan untuk membeli sekuritas.
·
Indikator
Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Indikator akuntansi terbaik untuk menemukan
kas dan sekuritas berharga yang salah saji biasanya dari perbedaan antara
jumlah tercatat dan jumlah yang dikonfirmasi oleh pihak bank, pialang, dan
pihak-pihak independen lainnya.
Jenis-Jenis Kecurangan Pengungkapan
Kecurangan
pengungkapan dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok berikut :
1.
Representasi
yang salah terkait sifat dasar atau produk perusahaan, biasanya dilakukan
melalui laporan berita, wawancara, laporan tahunan, dan lain-lain.
2.
Representasi
yang salah atau penghilangan dalam MD&A, seperti pada kasus Edison School,
Inc., atau bagian laporan yang lain yang sifatnya non keuangan dari laporan
tahunan, formulir 10-K, formulir 10-Q, dan laporan-laporan lainnya.
3.
Representasi
yang salah atau penghilangan dalam catatan kaki laporan keuangan, seperti
kegagalan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi yang terjadi dengan
pihak-pihak terkait.
Jenis Lain Dalam Kecurangan Laporan Keuangan
a. Akuntansi Untuk Transaksi Nonmoneter yang Tidak Tepat
pertukaran yang
melibatkan sedikit atau tanpa aset moneter atau liabilitas disebut sebagai
transaksi nonmoneter. Secara umum, berdasarkan PABU, akuntansi untuk transaksi
nonmoneter harus didasarkan pada nilai wajar aset (atau jasa) yang terlibat,
yaitu dengan menggunakan basis yang sama seperti yang digunakan dalam transaksi
moneter.
b. Akuntansi Untuk
Transaksi Roundtrip yang Tidak Tepat
c. Akuntansi Untuk Pembayaran Di Luar Negeri yang Tidak
Tepat Atas Pelanggaran Terhadap Foreign
Corrupt Practices Act (FCPA)
FCPA disahkan pada
tahun 1977 untuk memerangi praktik bisnis yang korup seperti penyuapan.
d. Penggunaan Ukuran Keuangan Non-PABU Secara Tidak Tepat
ketika digunakan
secara tidak tepat ukuran keuangan non-PABU yang menyertakan atau mengecualikan
biaya atau keuntungan yang tidak biasa dapat memberikan gambaran keungan yang
menyesatkan. Ukuran-ukuran keuangan ini pada umumnya dijadikan acuan sebagai
“laba proforma”
e. Penggunaan Pengaturan Akun Di Luar Laporan Posisi
Keuangan Yang Tidak Tepat.
Pengaturn akun di
luar laporan keuangan, sering digunakan untuk memberikan pendanaan, likuiditas,
pasar, atau dukungan risiko kredit, atau untuk melakukan sewa guna usaha,
lindung nilai, atau jasa penelitian dan pengembangan.
Jangan lupa memasukkan referensinya
BalasHapus