Catatan Ahir Maret di
tahun 2015
TERSENYUM,,,,TEGAR,,,,itu yang ku alami saat ini. Tapi
walaupun tersenyum tetap saja wajah ini diwarnai tetesan air mata. Ini bukan
tetesan air mata bahagia tapi inilah senyuman dibalik sebuah kesediahan yang
telah lama tersimpan. Tangan teriris pisau mungkin tak seberapa dibandingkan
hati yang luka tersayat-sayat. Tangan yang tergoeres mungkin lebih cepat
terobati, sementara goresan dihati akan butuh waktu lebih lama terobati atau
bahkan hanya bisa terobati jika ada sosok yang menutupi bekas luka ini.
Maret kali ini memang menjadi puncak kesedihanku, harus
kehilangan sosok yang selama ini mengisi setiap detik perjalanan hariku, harus
menerima kenyataan aku tak bersamanya lagi. andai saja aku tak berontak atas
keadaan yang terjadi, andai saja aku lebih sebar lagi, mungkin kata pisah dan
tak ada hubungan lagi tak akan terjadi, walaupun memang kalaupun aku masih
tetap dengannya akan tetap ada luka dihatiku. Berpisah atau tidak memang sama
saja meninggalkan luka di hatiku. Berpisah bukan berarti tak ada cinta lagi
tapi waktu yang telah membawaku ke jalan ini.
Menjelang tidur selalu saja ditemani dengan tetesan air mata,
selalu saja seperti ini. Ku menangis,,,, tangisku karena rindu, ku berduka,,,,,
dukaku karena rindu, ku merana,,,, meranaku karena rindu. Mengingatmu,,,mengenangmu,,,,selalu
itu yang tergambar dalam otakku. Sulit rasanya menghapus bayangmu karena memang
otakku terisi penuh tentangmu, tentang kisah masa lalu kita, masa kebersamaan
kita. Terlalu banyak kenangan yang telah tersimpan dalam otakku tentang kita. Dan
rasanya pikiranku serasa otomatis langsung tertuju terhadapmu setiap
kesendirian itu kujalani. Sulit,,,suliiiiiiiit rasanya untuk tidak mengingatmu.
Andaikan otakku sama seperti sebuah file yang bisa di format mungkin aku akan
memilih memformat otakku menghapus semua tentangmu agar aku tak mengingatmu
lagi, agar aku tak merindunganmu kembali, agar aku tak mengharapkanmu lagi, agar
aku tak lagi menetaskan air mata karenamu.
Mataku juga mulai terasa bengkak karena terlalu lama
menetaskan air mata, membuang air mata sia-sia akibat lemahnya perasaanku, bahkan
semalaman suntuk tak bisa tertidur karena memikirkan kenyataan yang aku terima
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar