Rabu, 11 Mei 2016

Catatan Akhir Maret

Catatan Ahir Maret di tahun 2015


TERSENYUM,,,,TEGAR,,,,itu yang ku alami saat ini. Tapi walaupun tersenyum tetap saja wajah ini diwarnai tetesan air mata. Ini bukan tetesan air mata bahagia tapi inilah senyuman dibalik sebuah kesediahan yang telah lama tersimpan. Tangan teriris pisau mungkin tak seberapa dibandingkan hati yang luka tersayat-sayat. Tangan yang tergoeres mungkin lebih cepat terobati, sementara goresan dihati akan butuh waktu lebih lama terobati atau bahkan hanya bisa terobati jika ada sosok yang menutupi bekas luka ini.
Maret kali ini memang menjadi puncak kesedihanku, harus kehilangan sosok yang selama ini mengisi setiap detik perjalanan hariku, harus menerima kenyataan aku tak bersamanya lagi. andai saja aku tak berontak atas keadaan yang terjadi, andai saja aku lebih sebar lagi, mungkin kata pisah dan tak ada hubungan lagi tak akan terjadi, walaupun memang kalaupun aku masih tetap dengannya akan tetap ada luka dihatiku. Berpisah atau tidak memang sama saja meninggalkan luka di hatiku. Berpisah bukan berarti tak ada cinta lagi tapi waktu yang telah membawaku ke jalan ini.
Menjelang tidur selalu saja ditemani dengan tetesan air mata, selalu saja seperti ini. Ku menangis,,,, tangisku karena rindu, ku berduka,,,,, dukaku karena rindu, ku merana,,,, meranaku karena rindu. Mengingatmu,,,mengenangmu,,,,selalu itu yang tergambar dalam otakku. Sulit rasanya menghapus bayangmu karena memang otakku terisi penuh tentangmu, tentang kisah masa lalu kita, masa kebersamaan kita. Terlalu banyak kenangan yang telah tersimpan dalam otakku tentang kita. Dan rasanya pikiranku serasa otomatis langsung tertuju terhadapmu setiap kesendirian itu kujalani. Sulit,,,suliiiiiiiit rasanya untuk tidak mengingatmu. Andaikan otakku sama seperti sebuah file yang bisa di format mungkin aku akan memilih memformat otakku menghapus semua tentangmu agar aku tak mengingatmu lagi, agar aku tak merindunganmu kembali, agar aku tak mengharapkanmu lagi, agar aku tak lagi menetaskan air mata karenamu.
Mataku juga mulai terasa bengkak karena terlalu lama menetaskan air mata, membuang air mata sia-sia akibat lemahnya perasaanku, bahkan semalaman suntuk tak bisa tertidur karena memikirkan kenyataan yang aku terima ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Ikhlas